Disusun oleh kiai legendaris bernama As’ad Humam bersama Team Tadarus Angkatan Muda Masjid-Musholla (AMM) yang berbasis di Yogyakarta. buku ini tetap menjadi Muqarrar sejak Asasul Huda awal berdiri hingga sekarang ditengah maraknya metode cepat baca al Quran.
Buku ini, beserta metode yang menyertainya, merupakan alternatif dari metode sebelumnya yang disebut metode “tradisional” atau “Baghdadi”, dan Iqro menekankan peran aktif siswa dalam belajar. Buku ini dibagi dalam enam jilid (sering dikumpulkan dalam satu buku), masing-masing memperkenalkan bentuk dan bunyi huruf-huruf Arab dengan tingkat kesulitan yang semakin tinggi. untuk Kelas 1 MI-TQ Asasul Huda diharuskan mampu menguasai Iqra Jilid 1-3 selama 2 semester.
Dikarang oleh beliau DR. KH. Ach. Sarkosi Subki yang merupakan pendiri Asasul Huda, buku ini berisi bacaan lengkap fasholatan mulai dari niat shalat meliputi shalat maktubah, rawatib hingga seluruh shalat-shalat sunnah, doa’ iftitah hingga seluruh bacaan shalat baik yang wajib maupun sunnah serta doa-doa ba’da shalat, menjadi acuan dan hafalan wajib Kelas 1 MI-TQ Asasul Huda selama 2 semester
Dikarang oleh beliau DR. KH. Ach. Sarkosi Subki yang merupakan pendiri Asasul Huda, buku merupakan bait-bait berbahasa sunda dari kitab aslinya yaitu Kitab ‘Aqoid 50 yang diajarkan di kelas 2 nanti, ini menjadi pengantar sebelum memasuki kelas 2 MI-TQ Asasul Huda, dengan nuansa nadzoman tentunya menjadi fun learning bagi siswa Kelas 1 MI-TQ sendiri, ini juga menjadi hafalan wajib bagi kelas 1 MI-TQ.
Peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar, sesuai dengan tujuan, kepada teman sebaya dan orang dewasa di sekitar tentang diri dan lingkungannya. Peserta didik menunjukkan minat serta mampu memahami dan menyampaikan pesan; mengekspresikan perasaan dan gagasan; berpartisipasi dalam percakapan dan diskusi sederhana dalam interaksi antarpribadi serta di depan banyak pendengar secara santun. Peserta didik mampu meningkatkan penguasaan kosakata baru melalui berbagai kegiatan berbahasa dan bersastra dengan topik yang beragam. Peserta didik juga mulai mampu mengungkapkan gagasannya secara lisan dan tulisan dengan sikap yang baik menggunakan katakata yang dikenalinya sehari-hari.
Lanjutan di Kelas 2 menggunakan Iqra Jilid 4-6 yang mengajarkan dasar-dasar tajwid atau aturan pelafalan dalam membaca Al-Qur’an, sebelum para siswa memasuki materi Tahsin Juz ‘Amma di kelas 3 nanti.
Kitab ini merupakan kitab asli dari Nadzom ‘Aqoid 50 yang diajarkan dikelas 2 sebelumnya, berisi detail serta dalil dari 50 akidah islam yang wajib dihafal lancar oleh siswa Kelas 2 MI-TQ, berisi dalil al quran serta terjemahnya dalam bahasa sunda.
Peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar, sesuai dengan tujuan, kepada teman sebaya dan orang dewasa di sekitar tentang diri dan lingkungannya. Peserta didik menunjukkan minat serta mampu memahami dan menyampaikan pesan; mengekspresikan perasaan dan gagasan; berpartisipasi dalam percakapan dan diskusi sederhana dalam interaksi antarpribadi serta di depan banyak pendengar secara santun. Peserta didik mampu meningkatkan penguasaan kosakata baru melalui berbagai kegiatan berbahasa dan bersastra dengan topik yang beragam. Peserta didik juga mulai mampu mengungkapkan gagasannya secara lisan dan tulisan dengan sikap yang baik menggunakan katakata yang dikenalinya sehari-hari.
Materi berupa pembelajaran makharij al huruf, shifat al huruf serta haqaiq al huruf yang harus dikuasai betul oleh siswa Kelas 3 dengan standar bacaan Juz 30 lengkap, ini juga menjadi hafalan wajib bagi kelas 3 MI-TQ selama 2 semester.
Kitab ini merupakan syair-syair yang bersumber dari kitab Ta’limul Muta’alilm karya Imam Az Zarnuji. kitab Alala ini ditujukan bagi santri pemula atau pelajar tingkat dasar. Bisa dikatakan kitab ini adalah kitab pendahuluan bagi santri pemula sebelum mereka mengaji kitab Ta’limul Muta’allim.
Lebih dari itu, di bawah syair-syair berbahasa Arab tersebut disertakan juga terjemah berbahasa Jawa dengan menggunakan huruf Arab Pegon. Sehingga bagi santri memahami isinya akan lebih mudah. Kitab tipis ini terdiri dari delapan halaman: satu halaman sampul dan tujuh halaman isi. Meski begitu, kandungan syair-syair kitab ini sangat besar manfaatnya untuk memberikan pondasi adab atau tata karma kepada santri. Selain itu, kitab ini juga bisa membangkitkan semangat juang santri dalam menuntut ilmu. serta menjadi hafalan wajib bagi kelas 3 MI-TQ.
Merupakan level lanjutan dari Kitab ‘Aqoid 50 sebelumnya, Kitab kecil ini merupakan karangan Syekh Al-‘Alim Al-‘Allamah Ahmad Al-Marzuqi Al-Maliki Al-Makki, nadham ini menjadi pegangan dan kajian para santri, ustadz-ustadz, para kiai di hampir seluruh pondok pesantren dan madrasah. Menjelaskan tentang dasar-dasar ilmu tauhid. Dikemas dalam bentuk syair yang indah tentunya menjadi hafalan wajib juga bagi kelas 3 MI-TQ Asasul Huda.
Kitab asli bernama Fiqh Sunda ini lebih dikenal dengan sebutan Ari Puji karena bait pertamanya adalah itu, kitab ini berupa nadzom-nadzom indah berbahasa sunda yang mencakup keseluruhan bab fiqh yang ada pada Matan Safinah yang akan menjadi bahan ajar dikelas 6 nanti, pada kelas 3 ini diajarkan sekitar 150 bait atau separuh pertama dari keseluruhan isi kitab ini, tentunya menjadi hafalan wajib juga.
Buku berbahasa Indonesia ini berisi seluruh bab-bab yang ada pada Kitab Hidayat as Shibyan yang akan diajarkan dikelas 5 nanti, menjadi pendahuluan bagi siswa kelas 3, dan diajarkan separuh awal selama 2 semester.
Peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar, sesuai dengan tujuan, kepada teman sebaya dan orang dewasa di sekitar tentang diri dan lingkungannya. Peserta didik menunjukkan minat serta mampu memahami dan menyampaikan pesan; mengekspresikan perasaan dan gagasan; berpartisipasi dalam percakapan dan diskusi sederhana dalam interaksi antarpribadi serta di depan banyak pendengar secara santun. Peserta didik mampu meningkatkan penguasaan kosakata baru melalui berbagai kegiatan berbahasa dan bersastra dengan topik yang beragam. Peserta didik juga mulai mampu mengungkapkan gagasannya secara lisan dan tulisan dengan sikap yang baik menggunakan katakata yang dikenalinya sehari-hari.
Tahsin lanjutan setelah mampu membaca dan mutqin hafalan al Quran Juz 30, dilanjut al Baqarah Juz 1 harus tahsin dan tartil karena sebagai syarat hafalan wajib juga bagi kelas 4 MI-TQ.
Buku metode ajar untuk bisa menulis arab pegon, berisi 3 juz buku sebagai pengantar untuk bisa maknani kitab kuning nanti di kelas 6, ini merupakan ke khas an tersendiri untuk di kebanyakan sekolah dasar, tentunya diharapkan menjadi sekolah dasar unggulan berbasis pesantren.
Syekh Umar bin Ahmad Baraja Ia adalah pengarang kitab al-Akhlaq lil Banin dan al-Akhlaq lil Banat yang berisi tentang etika anak-anak baik laki-laki maupun perempuan. Karya tulisnya yang ringkas dan mudah dicerna membuat karangan beliau digunakan sebagai bahan kurikulum di berbagai madrasah diniyah maupun pesantren-pesantren di Indonesia, diajarkan separuh awal dari Juz 1 Akhlak lil Banin, tentunya belajar akhlak bersumber dari kitabnya langsung diharapkan menjadi nilai tambah serta keberkahan tersendiri bagi siswa kelas 4 MI-TQ ini.
Lanjutan dari kelas 3, dikelas 4 ini diajarkan dari bait 150 hingga khatam, sehingga tuntas hafal dan faham fiqh bagian ubudiyah secara tadqiq bagi siswa Kelas 4 MI-TQ.
Kitab bernama Khulasoh Nurul Yaqin fi Sirah Sayyid Al-Mursalin (Ringkasan dari kitab Nurul Yaqin Sejarah Rasulullah). Terdiri dari 3 jilid dan ditulis oleh Syekh Umar Abdul Jabbar, yang merupakan ringkasan dari kitab asal, yaitu Nurul Yaqin fi Sirati Sayyidil Mursalin Muhammad saw, diajarkan separuh awal Juz 1 dikelas 4 MI-TQ ini, berisi tentang profil lengkap Nabi Muhammad SAW serta beberapa perjalanan beliau hingga separuh hayat.
Lanjutan dari separuh akhir untuk siswa kelas 4 MI-TQ, pembahasan detail mengenai seluruh pembagian ahkam al mad serta ta’rif dan contoh detail pada al Quran.
Peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar, sesuai dengan tujuan, kepada teman sebaya dan orang dewasa di sekitar tentang diri dan lingkungannya. Peserta didik menunjukkan minat serta mampu memahami dan menyampaikan pesan; mengekspresikan perasaan dan gagasan; berpartisipasi dalam percakapan dan diskusi sederhana dalam interaksi antarpribadi serta di depan banyak pendengar secara santun. Peserta didik mampu meningkatkan penguasaan kosakata baru melalui berbagai kegiatan berbahasa dan bersastra dengan topik yang beragam. Peserta didik juga mulai mampu mengungkapkan gagasannya secara lisan dan tulisan dengan sikap yang baik menggunakan katakata yang dikenalinya sehari-hari.
Sebagai dasar wajib dalam menuntaskan standar bacaan al Quran siswa MI-TQ, dikelas ini seluruh siswa membaca satu persatu dihadapan Dewan Penyimak hingga dianggap lulus bertahsin dan tartil, kelas al Quran Juz 1-15 ini diperuntukan bagi Siswa Kelas 5 MI-TQ yang mengikuti Program Ayo Mondok di Asasul Huda, sedangkan al Baqarah Juz 2-3 diperuntukan untuk siswa MI-TQ Asasul Huda non-mondok.
Syekh Umar bin Ahmad Baraja Ia adalah pengarang kitab al-Akhlaq lil Banin dan al-Akhlaq lil Banat yang berisi tentang etika anak-anak baik laki-laki maupun perempuan. Karya tulisnya yang ringkas dan mudah dicerna membuat karangan beliau digunakan sebagai bahan kurikulum di berbagai madrasah diniyah maupun pesantren-pesantren di Indonesia, diajarkan separuh akhir dari Juz 1 Akhlak lil Banin, tentunya belajar akhlak bersumber dari kitabnya langsung diharapkan menjadi nilai tambah serta keberkahan tersendiri bagi siswa kelas 5 MI-TQ ini.
Kitab bernama Khulasoh Nurul Yaqin fi Sirah Sayyid Al-Mursalin (Ringkasan dari kitab Nurul Yaqin Sejarah Rasulullah). Terdiri dari 3 jilid dan ditulis oleh Syekh Umar Abdul Jabbar, yang merupakan ringkasan dari kitab asal, yaitu Nurul Yaqin fi Sirati Sayyidil Mursalin Muhammad saw, diajarkan separuh awal Juz 1 dikelas 4 MI-TQ ini, berisi tentang profil lengkap Nabi Muhammad SAW serta beberapa perjalanan beliau hingga separuh hayat.
Kitab ini merupakan kitab tajwid dasar dengan salah satu kelebihan disusun terdiri dari bait-bait syair, atau di kalangan pesantren biasa dikenal dengan istilah nadham. Kitab yang tersusun dari bait-bait syair memiliki gaya tarik tersendiri sebab bentuknya yang berupa syair, dapat kemudian dimanfaatkan untuk lantunkan bersama-sama menggunakan salah satu lagu yang populer kala itu, Penyusun kitab ini adalah Syaikh Sa’id ibn Sa’d An-Nabhani Al-Hadrami. Lahir tahun 1300 H di Yaman dan wafat tahun 1354 H di tempat yang sama, Kitab Hidayatus Shibyan adalah kitab yang terdiri dari 40 bait syair, Dalam 40 bait, Hidayatus Shibyan mengulas tentang 4 hukum bacaan terkait nun mati dan tanwin, ghunnah dalam nun dan mim tasydid, alif lam ta’rif serta huruf mad dan pembagiannya. Kitab ini tidak mengulas tentang makhraj huruf maupun sifat-sifatnya, kecuali sifat tafkhim dan qalqalah. Kitab ini juga tidak mengulas bacaan-bacaan yang tidak sering muncul di dalam Al-Qur’an, seperti isymam, imalah dan selainnya. Juga tidak mengulas hukum-hukum semacam tartil, adab membaca Al-Qur’an dan selainnya.
Peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar, sesuai dengan tujuan, kepada teman sebaya dan orang dewasa di sekitar tentang diri dan lingkungannya. Peserta didik menunjukkan minat serta mampu memahami dan menyampaikan pesan; mengekspresikan perasaan dan gagasan; berpartisipasi dalam percakapan dan diskusi sederhana dalam interaksi antarpribadi serta di depan banyak pendengar secara santun. Peserta didik mampu meningkatkan penguasaan kosakata baru melalui berbagai kegiatan berbahasa dan bersastra dengan topik yang beragam. Peserta didik juga mulai mampu mengungkapkan gagasannya secara lisan dan tulisan dengan sikap yang baik menggunakan katakata yang dikenalinya sehari-hari.
Sebagai dasar wajib dalam menuntaskan standar bacaan al Quran siswa MI-TQ, dikelas ini seluruh siswa membaca satu persatu dihadapan Dewan Penyimak hingga dianggap lulus bertahsin dan tartil, kelas al Quran Juz 16-30 ini diperuntukan bagi Siswa Kelas 6 MI-TQ yang mengikuti Program Ayo Mondok di Asasul Huda, serta menjadi syarat untuk mengikuti Wisuda Khatmil Quran bin Nadzri.
Syekh Umar bin Ahmad Baraja Ia adalah pengarang kitab al-Akhlaq lil Banin dan al-Akhlaq lil Banat yang berisi tentang etika anak-anak baik laki-laki maupun perempuan. Karya tulisnya yang ringkas dan mudah dicerna membuat karangan beliau digunakan sebagai bahan kurikulum di berbagai madrasah diniyah maupun pesantren-pesantren di Indonesia, diajarkan langsung menggunakan kitab kosongan serta wajib maknai arab pegon hingga khatam untuk siswa akhir MI-TQ Asasul Huda.
Kitab Safinatun Najah atau lengkapnya bernama Safinatun Najah fiima Yajibu ‘ala Abdin li Maulah adalah kitab yang ditulis oleh seorang ulama asal Yaman yang bernama Syeikh Salim bin Abdullah bin Saad bin Sumair Al Hadhrami. pada kelas ini langsung diajarkan oleh Pengasuh Pesantren serta menggunakan kitab kuning kosongan dan wajib maknai arab pegon, Isi kitab Safinatun Najah adalah sebagai berikut.
Muqoddimah yang meliputi dasar-dasar akidah Islam seperti macam-macam hukum Islam, rukun Islam, rukun Iman, dan makna kalimat tauhid. Dasar-dasar akidah Islam dikupas dengan singkat, padat, dan jelas.
Isi kitab kemudian dilanjutkan dengan membahas hal-hal yang berkaitan dengan thaharah atau bersuci seperti hukum air, jenis-jenis najis dalam Islam, mandi, wudhu dan tayammum.
Berikutnya adalah membahas hal-hal yang berkaitan dengan shalat seperti udzur shalat, syarat shalat, rukun shalat, bacaan dalam shalat, pembagian waktu shalat, dan lain-lain.
Berikutnya adalah membahas hal-hal yang berkaitan dengan jenazah dan pengurusan jenazah termasuk rukun shalat jenazah atau tata cara shalat jenazah.
Berikutnya adalah membahas hal-hal yang berkaitan dengan zakat terkait dengan harta yang dizakati.
Berikutnya adalah membahas hal-hal yang berkaitan dengan puasa seperti waktu wajib puasa, syarat sah puasa, syarat wajib puasa, rukun puasa, qadha dan kaffarat, pembatal puasa, pembagian ifthor, dan bukan pembatal puasa.
Materi tahsin kelas akhir ini menggunakan panduan Gharib al Ayat dari Pondok Pesantren Murottilil Quran, Kediri, berisi seluruh ayat-ayat gharib dalam al Quran mulai dari isymam, imalah dan lain lain
Peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan bernalar, sesuai dengan tujuan, kepada teman sebaya dan orang dewasa di sekitar tentang diri dan lingkungannya. Peserta didik menunjukkan minat serta mampu memahami dan menyampaikan pesan; mengekspresikan perasaan dan gagasan; berpartisipasi dalam percakapan dan diskusi sederhana dalam interaksi antarpribadi serta di depan banyak pendengar secara santun. Peserta didik mampu meningkatkan penguasaan kosakata baru melalui berbagai kegiatan berbahasa dan bersastra dengan topik yang beragam. Peserta didik juga mulai mampu mengungkapkan gagasannya secara lisan dan tulisan dengan sikap yang baik menggunakan katakata yang dikenalinya sehari-hari.